ACEH UTARA – Presiden Republik Indonesia ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkap fakta baru dalam proses perjanjian damai Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Republik Indonesia saat berbicara dalam forum international conference digelar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry, Banda Aceh, Senin (4/10/2021) secara daring.
“Sebelum jadi presiden, saya sebagai salah satu pelaku sejarah. Tiga empat tahun sebelum menjadi Presiden sudah masuk Aceh. Semua kami datangi. Bertemu Abu (ulama) dan sejumlah tokoh lain untuk merintis damai Aceh,” kata SBY.
Dia menyebutkan, saat maju sebagai calon presiden dan wakil presiden bersama Jusuf Kalla, keduanya berkomitmen untuk mendamaikan Aceh.
“Saat Pemilu 2004, saya bersama Pak Jusuf Kalla sepakat untuk mengakhiri konflik Aceh. Alhamdulillah diberi amanah, dan itu kami tunaikan saat memimpin Indonesia,” kata SBY.
Dia meminta seluruh masyarakat Aceh untuk terus berkomitmen menjaga perdamaian Aceh.
SBY juga mengenang peristiwa tsunami Aceh. “Januari 2015, saya dan istri (almarhumah) Ani Yudhoyono, berkunjung tiga hari ke Aceh. Saat itu saya sebutkan, tugas saudara semua, bukan sebatas memelihara perdamaian, tapi memajukan, mencerdaskan dan mensejahterakan masyarakat Aceh,” terangnya.
Dia menggarisbawahi, kewajiban ke depan, jaga perdamaian dan majukan Aceh yang sama-sama kita cintai. “Itu pandangan saya soal perdamaian Aceh. Tugas kita semua memajukan Aceh,” kata SBY.
Acara ini juga hadir secara daring Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin, Gubernur Aceh Nova Iriansyah dari Partai Demokrat.
|KCM