ACEH TENGAH – Ketua Forum Bersama (Forbes) DPR dan DPD RI asal Aceh, TA Khalid mengurai luas kawasan hutan di Provinsi Aceh seluas 3,5 juta hekatre. Sedangkan Sumatera Utara memiliki 1,3 juta hektare.
Sedangakn kawasan konservasi dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh seluas 400 ribu hektare. Sedangkan Sumatera Utara seluas 100 ribu hektare.
“Dari luas kawasan hutan itu, 18 dari 23 kab/kota ada konflik satwa dengan manusia. Mulai konflik harimau, beruang, orangutan hingga buaya,” sebut TA Khalid yang juga anggota Komisi IV DPR RI di depan Menteri Kehutanan RI Raja Juli Antoni, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey di Kabupaten Aceh Tengah, Kamis (19/6/2025).
Aceh tenag ditetapkan dalam program Peci Aceh singkatan dari Pengan Elephant Conservation Inisiatif.
“Untuk konflik gajah dengan manusia terjadi di 14 kabupaten dan kota di Aceh. Karena itu, perlu sumber daya lengkap Kementerian Kehutanan di Aceh dengan cara meningkatkan status Balai menjadi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Aceh,” terang politisi Partai Gerindra itu.
Umumnya, petani mengeluh saat lahannya hancur dilewati gajah. Belasan tahun peristiwa itu terjadi. Hanya berpindah dari satu kabupaten ke kabupaten lainnya.
TA Khalid menginginkan ke depan, masyarakat pinggiran hutan hidup sejahtera dan tidak lagi mengantungkan hidupnya dari upaya illegal penebangan pohon.
“Pola kemitraan antar pemerintah daerah,BKSDA dan warga lokal harus sejalan. Intinya rakyat pinggiran hutan harus sejahtera,” terangnya.
Bupati Aceh Tengah Halili Yoga dan Bupati Gayo Lues Suhaidi bercerita betapa konflik manusia dan gajah menjadi masalah serius. “Untuk itu perlu upaya jangka panjang mengatasi konflik ini antar BKSDA dan pemerintah daerah,” terang Suhaidi.
|KOMPAS