Connect with us

Ribuan Balita di Lhokseumawe Alami Stunting

News

Ribuan Balita di Lhokseumawe Alami Stunting

 

LHOKSEUMAWE – Sebanyak 1.276 balita di Kota Lhokseumawe mengalami stunting atau kondisi gagal tumbuh.Dari jumlah anak di kota itu sebanyak 21.618 balita.

Dari empat kecamatan di Kota Lhokseumawe, Kecamatan Banda Sakti angkat tertinggi stunting berdasarkan angka penduduknya.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Asnawi di Lhokseumawe, Jumat  (25/6/2022). Salah satu faktor penyebab stunting dapat dipicu karena kurangnya asupan makanan zat giji mikro, keturunan, faktor kesehatan lingkungan dan juga faktor ekonomi dampak dari Covid 19 sejak dua tahun terakhir.

“Faktor lingkungan ini sangat penting sekali contohnya kondisi air yang dikonsumsi sehari – hari. Data ini berdasarkan hasil survei status gizi, lalu ini yang digunakan sebagai indikator penanggulangan percepatan stunting sesuai amanat perpres tahun 2021 tentang percepatan penanganan stunting,” kata Asnawi.

Tahun ini dinas kesehatan dan pihak terkait lainya akan berupaya menurunkan angka stunting dan mencegah terjadinya kekerdilan, gizi buruk pada balita di kota setempat. Disisi lain kata Asnawi, mengingat kunjungan posyandu tidak efektif untuk menangani kasus stunting.

Selain itu, tercatat balita yang sudah diperiksa mencapai 13.979 orang atau 64,66 persen. hingga saat ini petugas masih melakukan pemeriksaan terhadap anak lainya. Di antaranya peningkatan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir, untuk meningkatkan kesehatan bagi anak balita periode 1.000 HPK setelah kelahiran.

“Kita berharap kasus stunting ini dapat teratasi dengan program degan dinas terkait sampai tingkat desa nantinya. Dalam penanganan stunting ini sebenarnya juga tanggung jawab aparatur desa menggunakan dana desa meski tidak seratus persen minimal 10 persen sudah bisa mengatasi kasus stunting,” sebutnya.

Sementara strategi penanganan untuk menurunkan angka stunting yaitu pembinaan sumber daya manusia dan sistem manajemen data.

“Sejauh ini kita juga sudah melakukan sosialisasi, menempelkan baliho. Tapi meski begitu penyebab Covid 19 memicu faktor ekonomi di tengah masyarakat juga,” pungkasnya

|RIZKI

Dapatkan berita terbaru dari Bakata.id dengan berlangganan notifikasi portal berita ini.

More in News

To Top