REKTOR Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry memberikan satu set baju toga untuk keluarga Rina Muharrami, calon wisudawati yang meninggal dunia 13 hari setelah lulus sidang munaqasyah di Prodi Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, yang ijazahnya diterima langsung oleh ayahnya Bukhari dalam upacara wisuda semester ganjil TA 2018/2019, Rabu (27/2/2019).
Dalam kunjungan silaturahim tersebut, Rektor Warul dan civitas akademika UIN AR-Raniry, Rektor menyerahkan baju toga yang diterima kedua orang tua Rina, yang merupakan sebagai rasa wujud kecintaan kampus terhadap almarhumah, kata Warul.
BACA JUGA : Putrinya Meninggal, Ayah Ajak Berfoto Mahasiswa Lain Usai Prosesi Wisuda
“Kami memberikan baju toga adalah sebagai wujud dari kecintaan semua komunitas kampus. Oleh karena itu tidak salahnya kalau baju ini kita berikan kepada keluarga. Ini adalah sebagai rasa duka dan juga memberikan semangat kepada keluarga atas cobaan diberikan Allah”.
Rektor menyebutkan, Rina meninggal dalam keadaan sedang menuntut ilmu. Dia masih sedang berada di bangku kuliah. Dia kembali ke sang pencipta pada 5 Februari lalu karena sakit. Sehingga dia belum sempat merasakan yudisium dan mengikuti proses wisuda seperti teman-temannya yang lain.
“Kemudian sang ayah rela mewakili sang ananda untuk mengambil ijazahnya. Ini sebagai pertanda orang tua memberikan atensi dan perhatian yang sangat tinggi terhadap pendidikan anak. Bahkan beliau sudah tiada, tetapi berkenan hadir untuk menerima ijazah yang dianugerahkan oleh kampus,” katanya.
Ditambahkan, seharusnya Rina yang memakainya pada saat wisuda, namum Allah berkehendak lain dan tidak sempat memakai baju itu padahal dia sudah berhak memakainya, maka pimpinan menyumbangkan satu set lengkap baju toga kepada keluarga.
Bingkisan yang diberikan, antara lain santunan, baju dan topi toga, kalung berlogo Ar-Raniry, foto bingkai dan CD Video prosesi penyerahan ijazah yang diterima ayahnya.
Rina Muharami merupakan mahasiswi program studi Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Dia menyelesaikan sidang skripsi 24 Januari lalu, dan seharusnya mengikuti proses wisuda pada Rabu (27/2). Tetapi dua hari setelah mengikuti sidang, dia jatuh sakit, dokter mengatakan Rina terkena tipes dan meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan.
Bukhari (59) ayah Rina kemudian menggantikan posisi putri sulungnya. Dia dengan tegar naik ke atas pentas Auditorium Prof Ali Hasyimi. Masuk dalam barisan para wisudawan yang mengenakan toga. Ketika nama Rina disebut, Bukhari berjalan sama seperi para mahasiswa lainnya. Dia berhadapan dengan rektor menerima ijazah Rina. |KPR

Subscribe to my channel

