Edukasi5 Perbaikan Mendesak MBG, dari Keterbukaan Informasi hingga Masalah Keterlibatan Pemda

5 Perbaikan Mendesak MBG, dari Keterbukaan Informasi hingga Masalah Keterlibatan Pemda

ACEH UTARA – Pengamat Komunikasi Politik Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara, Masriadi Sambo menyebutkan masalah paling dasar dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yaitu transfaransi SPPG. Sehingga publik bisa mengetahui detail menu dan kualitas layanan mereka

“Zaman sudah canggih, harusnya ada regulasi dari Badan Gizi Nasional (BGN) yang mewajibkan SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) mengumumkan menu dan kadar gizinya lewat media sosial,” sebut Masriadi, Minggu (5/10/2025).

Termasuk mencantumkan siapa ahli gizi yang bertanggungjawab di dapur MBG.

Sehingga rasa percaya publik tumbuh dan target Presiden RI Prabowo Subianto tercapai yaitu generasi emas dengan gizi yang cukup. “Jika dianggap perlu, proses memasak dan mengemas bisa disiarkan secara live lewat media sosial. Ini tidak butuh banyak biaya,” terang Masriadi.

Baca juga :  Sekda Aceh Utara : Posisi Pemda Dilematis dalam Program MBG

Selain itu, BGN harus segera menegaskan posisi pemerintah daerah dalam pengawasan SPPG. Saat ini, daerah hanya diwajibkan membuat satuan tugas, namun tidak jelas pendanaan dan kewenangan pemerintah daerah dalam program MBG.

“Satuan tugas daerah ini seharusnya dibuat sesimpel mungkin oleh BGN lengkap dengan petunjuk teknis, misalnya sektor pengawasan, informasi dan manajemen krisis plus honorariumnya. Percayalah, jika dibentuk tim tanpa jelas pendanaan tim itu hanya diatas kertas saja, tanpa aksi apa pun,” terangnya.

Baca juga :  Dosen Unimal Pembicara Edukasi Industri Hulu Migas

Untuk pendanaan, sebaiknya menjadi beban BGN. Karena tidak semua daerah memiliki ruang fiskal untuk pendanaan tambahan. Mayoritas daerah di Aceh bergantung dengan dana transfer dari pemerintah pusat.

Sektor keterbukaan informasi harus menjadi perhatian BGN. Sehingga, Presiden RI, Prabowo Subianto bisa memonitor langsung dari perkembangan lapangan yang disampaikan masyarakat dan media massa. Bukan dari vendor MBG.

Atasi Kejenuhan
Selain itu, BGN harus mulai berpikir ulang untuk mengatasi kejenuhan murid mengonsumsi menu MBG.

“Kita tiru saja negara lain, misalnya menu untuk besok, hari ini dipilih sendiri oleh murid. Sehingga tidak mubazir makanan yang diberikan terbuang percuma,” terangnya.

Baca juga :  Usulan Presiden, Pemilihan Bupati/Walikota Lewat DPRD Patut Didukung

Sehingga, murid bisa memilih sendiri menu yang akan dikonsumsi sesuai yang tersedia didapur MBG. “Harus variatif menu dan sesuai pilihan murid. Kalau tidak jenuh, bosan, dan murid tak mengonsumsinya. Sayang uang negara terbuang percuma,” katanya.

Sisi lain, dia menyarakan, untuk pembangunan dapur MBG periode berikutnya harus berada di dekat sekolah. “Sehingga pagi hari tim dapur memasak, pukul 11.00-12.00 WIB sudah bisa dihidangkan. Jadi, makanannya fresh from the oven” pungkasnya.

Bagikan Postingan

Postingan Terpopuler

Pilihan Untukmu

PT PIM Gelar Pelatihan Kreatif untuk Cetak Wirausaha Muda di Aceh Utara

Aceh Utara — PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) terus...

Depan Bupati Ayahwa, Kementerian PU Janjikan Pembangunan Baru SPAM Langkahan

ACEH UTARA - Direktur Air Minum Direktorat Jenderal Cipta...

Pemkot Lhokseumawe Kembalikan Uang 1.180 Wajib Pajak Kelebihan Bayar

ACEH UTARA – Pemerintah Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, mengembalikan...

3 Murid SD Mual Muntah Setelah Konsumsi MBG di Aceh Utara, Dinkes Turun Tangan

ACEH UTARA – Dinas Kesehatan, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi...

Sekda Aceh Utara : Posisi Pemda Dilematis dalam Program MBG

ACEH UTARA – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Aceh Utara,...