PELAKSANA Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Jalaluddin M.Kes, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah Puskesmas di Kabupaten Aceh Utara.
Sidak itu dilakukan paska libur Idul Adha untuk memastikan layanan Puskesmas berlangsung normal.
Sejumlah Puskesmas yang disidak yaitu Puskesmas Syamtalira Aron, Puskesmas Syamtalira Bayu dan lain sebagainya.
“Kami ingin memastikan seluruh layanan Puskesmas normal, tidak ada alasan untuk memperpanjang libur,” kata Jalaluddin, Rabu (11/6/2025).
Dalam kunjungannya dia meminta kepala Puskesmas untuk memperbanyak gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Sehingga, bisa menekan angka stunting yang terbilang tinggi di kabupaten itu.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara per Mei 2025 menunjukan sebanyak 1.562 jiwa atau 3,7 persen penduduk kabupaten itu mengalami stunting. Jumlah itu berkurang dibanding tahun 2024 sebanyak 1.966 kasus jiwa atau 4,8 persen dari total penduduk 633 ribu jiwa lebih.

“Saya apresiasi kinerja bidan dan seluruh tenaga kesehatan untuk menekan stunting ini. Dari tahun ke tahun angka kita menurun, namun kita maksimalkan lagi,” terangnya.
Penanganan kasus stunting sebut Jalaluddin dilakukan dengan du acara yaitu intervensi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Ada 12 indikator yang perlu dilakukan oleh jajaran Dinkes Aceh Utara untuk menekan itu,” kata Jalal
Dia menyebutkan dari belasan indikator itu diantaranya, pemeriksaan ibu hamil harus dilakukan enam kali. Empat kali dengan bidan dan dua kali ke dokter untuk Ultrasound Sonography (USG), bertujuan untuk mengawasi kondisi kesehatan dan berat badan ibu hamil.
“Dinkes menempatkan USG di 32 atau seluruh Puskesmas di Aceh Utara dengan dokter yang sudah terlatih. Menjelang melahirkan ibu hamil juga perlu memeriksa sekali lagi untuk mengurangi risiko pada ibu hamil dan bayi dilahirkan,” sebutnya.
Awal-awal kehamilan khususnya ibu muda kerap muntah dan tidak nafsu makan. Upaya pengawasan melalui Puskesmas dan Posyandu di seluruh wilayah Aceh Utara terus dilakukan sehingga ibu hamil tidak kekurangan energi kronis.
Setelah melahirkan, lanjutnya, pihaknya juga memastikan anak-anak diimunisasi, diberikan air susu ibu (ASI) eksklusif begitu lahir, serta tidak memberikan makanan lain selain ASI.
“Sampai saat ini baru 45 persen bayi di Aceh Utara diimunisasi. Sedangkan 55 persen lainnya tidak, sehingga berpotensi menghambat pertumbuhan dan angka stunting pun ikut bertambah,” pungkas Jalaluddin.
|ADVERTORIAL

 Subscribe to my channel
Subscribe to my channel
 
                                    