DI DEPAN enam puluh tiga Wisudawan Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Aceh Tengah Kamis, (28/2/2019) di Gedung Olah Seni Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Prof Apridar menyampaikan orasi ilmiah. Kali ini dengan tema “Guru; Peran dan Tantangan di Era-Industri 4.0.
Guru besar Ilmu Ekonomi Universitas Malikussaleh (Unimal) itu menyebutkan guru adalah kunci dan aktor penting dalam keberhasilan penyelenggaraan proses pendidikan. Keberadaan guru yang siap siaga pada garda terdepan pendidikan merupakan pendukung utama dibandingkan faktor lain seperti kurikulum, fasilitas dan aturan main. “Karena itu, guru harus memiliki empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional sebagaimana tercantum dalam pasal 10 Undang-Undang Guru dan Dosen,” sebutnya.
BACA JUGA : Dinilai Kumuh, Pedagang di Obyek Wisata Waduk Lhokseumawe Ditertibkan
Kompetensi inilah sambung mantan Rektor Unimal itu memberikan pengaruh kepada guru dalam memainkan peran dan bagaimana merubah tantangan menjadi peluang dalam pendidikan dan pembelajaran. Guru harus melakukan penyesuaian sesuai dengan kehendak zaman sesegera mungkin. Beradaptasi dengan era kekinian menjadi kebutuhan jika para guru yang jumlahnya lebih kurang 2,7 Juta orang diseluruh Indonesia tidak di disrupsi oleh zaman. Guru harus memainkan peran baru dengan pola pikir baru (new mindset) serta kesadaran baru karena kita tidak lagi sepenuhnya menjadi agen utama dalam proses transfer ilmu pengetahuan. Dihadapan kita adalah generasi baru, generasi millennial yang salah satu cirinya adalah sangat akrab dengan gadget dan selalu terkoneksi dengan internet.
Peran guru harus nya kembali pada hakikat dari pendidikan itu sendiri yaitu membangun akhlak/karakter. Pembelajaran yang terkait dengan soft skill, empati, kecakapan komunikasi, membangun rasa bertanggung jawab, membentuk sikap dan perilaku, kemampuan bekerjasama itulah yang lebih diutamakan karena hal tersebut tidak di dapat dari mesin pencari seperti Google ungkap Mantan Rektor Unimal Lhokseumawe.
Sejatinya peran utama guru yang tidak akan pernah hilang ditelan masa. Bukankah Rasulullah Muhammad Saw telah memproklamirkan bahwa kehadiran beliau adalah membangun akhlak bukan yang lain. Dalam hadits di jelaskan, Innama bu’itstu li utammima makaarimal akhlaq.
Selama ini pendidikan kita seolah hanya terkait dengan memberikan tugas dan ujian kepada anak didik kita mulai dari Taman Kanak-kanak bahkan sampai perguruan tinggi. Sejatinya pendidikan hari ini harus menekankan pada upaya melahirkan kecakapan inti kepada anak didik kita berupa membangun kreativitas, kolaborasi, komunikasi dan juga bagaimana berfikir kritis dan sistematis.
Cara-cara yang unconventional atau diluar kebiasaan juga penting untuk di lakukan oleh para guru sehingga mampu mengajarkan cara berfikir yang out of the box (diluar kotak), hal ini seperti barang langka diruang-ruang kelas sekolah kita. Menghindari pembicaraan yang miskin makna dan mungkin metode ceramah sepertinya memang tidak mudah, tapi kita harus membuat ruang kelas menjadi lebih hidup dengan mengajak murid kita untuk berdiskusi, mendengar suara mereka dan juga melatih kemampuan mereka dalam mengekspresikan ide-ide baru, tugas guru adalah bagaimana membangun lingkungan belajar menjadi lebih fleksibel, ini juga sekaligus menjadi tantangan.
Adapun tantangan lainnya yang dihadapi oleh guru di zaman Revolusi Industri 4.0 ini semakin berat dan variatif, karena tidak ada yang abadi kecuali perubahan bagitulah pernyataan Heraclitus seorang filosuf Yunani. Bahwa perubahan adalah sesuatu yang harus dihadapi bukan dihindari. Oleh karenanya guru harus membangun kompetensi diri nya sendiri sehingga mampu menghadapi tantangan yang sudah didepan mata.
Tantangan lainnya adalah dalam hal organisasi. Tidak hanya guru tapi organisasi pun harus adaptif dengan perubahan yang terjadi saat ini, sekolah dan seluruh institusi yang menjadi stakeholder pendidikan juga harus berubah dalam menghadapi tantangan ini. Bagaimana membangun kolaborasi dengan seluruh komponen yang ada merupakan salah satu faktor sukses bagi dunia pendidikan dalam menghadapi era ini. Dalam hal pedagogi juga perlu dilakukan penyesuaian, karena pedagogi adalah jantungnya dari proses pengajaran dan pembelajaran. Inovasi dalam hal pedagogi adalah bagian yang menunjukkan profesionalitas seorang guru. Melakukan pemetaan dalam proses pembelajaran sehingga hal ini menjadi kerangka acuan para guru dalam melakukan pengajaran di kelas.
Marilah kita terus membaca tanda-tanda zaman, karena pasti Allah Swt tidak pernah menjadikan masalah dalam kehidupan dimana hal tersebut dilakukan karena Tuhan yakin akan kemampuan kita menghadapinya. Begitu pula dengan kondisi hari ini, kita berada pada situasi yang disebut sebagai abad yang sangat kompleks.
“Dunia boleh saja berubah dari Revolusi Industry 1,0 sampai 4,0 atau bahkan nanti menjadi 5.0, namun hal yang sangat essensial adalah bagaimana kita tidak menjadi orang-orang yang merugi dalam setiap masa dan zaman,”pungkas Prof Apridar.
|RI

Subscribe to my channel

