EdukasiDua Prodi di PNL Kembali Unggul: Pengakuan Mutu yang Perlu Dijaga

Dua Prodi di PNL Kembali Unggul: Pengakuan Mutu yang Perlu Dijaga

Lhokseumawe – Di tengah tuntutan industri yang kian selektif dan pasar kerja yang terus berubah, akreditasi tidak lagi sekadar stempel administratif. Ia menjadi tolok ukur apakah pendidikan vokasi benar-benar melahirkan tenaga terampil yang relevan atau sekadar memenuhi standar di atas kertas. Di titik inilah Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) menempatkan capaian terbarunya: dua program studi diploma tiga, Teknologi Konstruksi Jalan dan Jembatan Jurusan Teknik Sipil serta Teknologi Mesin Jurusan Teknik Mesin resmi menyandang akreditasi Unggul dari Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) Teknik PII.

Dengan tambahan tersebut, PNL kini memiliki 7 program studi berstatus Unggul dari total 27 program studi. Capaian ini mencerminkan kemajuan bertahap dalam peta mutu pendidikan vokasi, sekaligus menandai pekerjaan rumah yang belum selesai bagi institusi dalam memperluas standar unggul ke seluruh program studi.

Direktur PNL, Dr (C). Ir. Rizal Syahyadi, ST, M.Eng.Sc, IPM, ASEAN Eng, APEC Eng, menegaskan bahwa akreditasi Unggul harus dibaca sebagai indikator kinerja institusional yang menuntut konsistensi, bukan sekadar prestasi seremonial.

“Status Unggul menunjukkan bahwa sistem penjaminan mutu telah berjalan. Namun, tantangan sesungguhnya adalah menjaga agar standar itu hidup dalam praktik pembelajaran, keterkaitan kurikulum dengan industri, dan kompetensi lulusan,” katanya

Menurutnya, angka 7 dari 27 juga menjadi cermin evaluatif bagi institusi. Artinya, proses peningkatan mutu harus terus diperluas ke seluruh program studi melalui penguatan outcome-based education, peningkatan kapasitas dosen, serta kolaborasi industri yang lebih substansial dan berkelanjutan.

Ia mengakui bahwa capaian dua program studi tersebut tidak terlepas dari kerja kolektif dan konsistensi banyak pihak, mulai dari manajemen PNL, Pusat Jaminan Mutu, Jurusan Teknik Sipil dan Jurusan Teknik Mesin, para dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, alumni, hingga mitra industri dan pemangku kepentingan lainnya. Di titik inilah, capaian ini layak disyukuri sebagai hasil dari ikhtiar akademik bersama.

“Capaian ini patut kita syukuri. Namun lebih dari itu, ia harus dijaga bersama sebagai amanah akademik. Akreditasi Unggul bukan tujuan akhir, melainkan alat kontrol agar pendidikan vokasi benar-benar berdampak pada daya saing lulusan dan pembangunan daerah,” ujarnya.

Bagi PNL, pengakuan ini menandai satu fase penting dalam transformasi pendidikan vokasi. Pada saat yang sama, ia membuka pertanyaan yang lebih besar: sejauh mana perguruan tinggi vokasi mampu menjaga relevansi di tengah perubahan teknologi, kebutuhan industri, dan tuntutan pembangunan wilayah Aceh, kawasan Sumatera dan Nasional.

|DIMAS

Bagikan Postingan

Postingan Terpopuler

Pilihan Untukmu

Pedagang Cabai dari Aceh Tengah; Semoga Jangan Digusur Dulu oleh Pemko Lhokseumawe…

LHOKSEUMAWE– Sejumlah warga Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener...

Anak Aceh Utara ; Seluruh Baju Sekolah Kami Hilang…

Sejumlah anak berlari mengejar satu mobil pick up membawa...

Listrik Belum Pulih, 6 Desa Masih Terisolasi di Aceh Tamiang

ACEH TAMIANG – Sebanyak enam desa yaitu Desa Baling...

Pupuk Indonesia Kirimkan Bantuan dan 50 Relawan untuk Masyarakat Terdampak Bencana di Aceh

Jakarta- PT Pupuk Indonesia (Persero) mengirimkan bantuan kemanusiaan dan...

3 Pekan Pascabencana, Internet Iconnet Milik PLN Icon Plus di Komplek Korpri Lhokseumawe Masih Rusak

LHOKSEUMAWE - Jaringan internet Iconnnet yang disediakan  oleh PLN...