SALAH seorang bidan di Kabupaten Aceh Utara, Mutia Ajerni, menyebutkan, dalam upaya meningkatkan cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, terdapat pengalaman yang menghimpun rasa haru, kecewa, bahkan marah.
Hal tersebut lantaran setelah memberikan edukasi, banyak ibu sudah memahami manfaat ASI dan setuju menerapkannya. Namun, tantangan muncul justru dari orang tua—nenek atau mertua—yang sering menentang.
“Karena percaya tradisi memberi pisang, nasi saring, atau formula di usia 0–6 bulan tidak berpengaruh pada bayi,” kata Mutia, Senin, 14 Juli 2025.
Pasalnya, Mutia menambahkan, ASI eksklusif tersebut sangat bermanfaat bagi bayi, diantaranya kaya nutrisi, mendukung tumbuh kembang optimal bayi, dapat meningkatkan kecerdasan sang anak, hingga memperkuat ikatan antara ibu dan anak.
Hal yang paling mengesankan namun menyebalkan, kata Mutia, ketika sang ibu telah memahami manfaat ASI eksklusif namun sering terganjal oleh orang terdekat ketika bayi sering rewel atau menangis.
“Ketika sudah seperti langsung diberikan pisang dengan tujuan agar bayi berhenti rewel, pasalnya dengan pemberian ASI yang cukup dapat teratasi,” sebut Mutia.
Kata Mutia, pernah mendapatkan kasus, bayi baru lahir mengalami penyumbatan usus karena diberi makanan padat terlalu dini dan harus dilakukan operasi. Pengalaman ini sangat menyedihkan karena bayi harus menderita akibat dari pemberian makanan ini.
Sulit meruntuhkan kebiasaan turun‑temurun terkait pemberian makanan pada bayi usia dini, memerlukan waktu, kesabaran, dan strategi yang menyentuh hati. Namun edukasi terus dilakukan bukan hanya pada ibu bayi, melainkan orang tua, mertua, suami, dan lainnya.
Program pemberian ASI eksklusif di Aceh Utara ini tak hanya tentang edukasi individu, tetapi juga perlu transformasi budaya. Sebagai ujung tombak mengalami dilema antara edukasi medis dan tradisi keluarga. Bentuk pendampingan yang terus berlanjut, melibatkan seluruh keluarga dan komunitas, adalah kunci. Usaha mengikis adat yang tak sejalan tentu perlu kesabaran.
“Karena bayi tahanannya rentan, dan sang ibu ketika masa nifas rawan emosi. Di tengah marah dan kesal itu, semoga ada jalan untuk menciptakan masa depan yang lebih sehat bagi anak‑anak Aceh Utara,” pungkas Mutia.
Manfaat Ibu Memberikan ASI
Manfaat ASI bagi ibu ada banyak, jadi tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan bayi, memberikan ASI eksklusif juga dapat mendatangkan sejumlah keuntungan untuk ibu menyusui, yaitu:
1. Membantu ibu menurunkan berat badan
Tidak hanya olahraga saja yang bisa membakar kalori, menyusui juga bisa. Ibu menyusui dapat mengeluarkan setidaknya 500 kalori per hari.
2. Membangun keintiman dengan Si Kecil
Waktu menyusui adalah saat ibu dapat membangun jalinan emosi yang intim dengan bayi.
Si kecil dapat merasakan kehangatan dan aroma tubuh ibu, dan ibu bersentuhan kulit dan memandangi sang buah hatinya.
3. Menyusui bisa menjadi KB alami
Memberikan ASI eksklusif dapat menghambat ovulasi, sehingga mencegah kehamilan.
Metode KB alami dengan cara menyusui dapat berhasil jika ibu siap menyusui kapan pun bayi membutuhkan.
Baca juga tentang dampak tidak memberikan ASI eksklusif pada anak di sini: Ibu, Ini Dampak Anak yang Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif.
4. Pemulihan pasca-melahirkan
Menurut jurnal ilmiah berjudul The Effects of Breastfeeding on Maternal Mental Health: A Systematic Review dalam Journal of Women’s Health, menyusui eksklusif dapat membantu ibu memulihkan diri setelah melahirkan.
Proses menyusui melepaskan hormon oksitosin, yang membantu rahim berkontraksi dan mengurangi risiko perdarahan pasca-melahirkan.
Selain itu, pelepasan hormon ini juga dapat menurunkan stres sehingga membuat mood ibu lebih baik.
5. Kesehatan ibu yang lebih baik
ASI memberikan nutrisi yang optimal dan lengkap untuk ibu menyusui.
Kandungan nutrisi seperti protein, vitamin, mineral, dan asam lemak dalam ASI membantu ibu memperoleh asupan gizi yang cukup.
Selain itu, ASI juga mengandung antibodi dan zat kekebalan alami yang membantu menjaga kesehatan ibu dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.
|ADVERTORIAL

Subscribe to my channel

